Minggu, 01 Maret 2015

'Gimana Ntar' dan 'Ntar Gimana'

Apa sih yang ada di pikiran kalian ketika mendengar kedua kalimat itu? Terdiri dari kata yang sama loh, cuma posisinya aja yang terbalik, satunya 'gimana ntar' dan yang satunya lagi 'ntar gimana'. Cuma masalah beda posisi saja? Menurut saya sih arti dari kedua kalimat itu berbeda sekali, dan sangat berperan dalam menentukan jalannya hidup kita. Kenapa begitu? 

Dulu saya termasuk orang yang sangat sangat santai. Kalau ada tugas presentasi? Baca bahan sekenanya deh, lalu sisanya.. Gimana ntar saja deh. Belum lancar nyetir mobil? Suka malas latihan dan selalu berpikir.. Gimana ntar saja deh. Tau minggu depan ada kuis? Kalo ada niat ya belajar, kalo gak ada ya.. Gimana ntar saja deh. 

Tapi kemudian sebuah realization menghantam saya. Yang namanya niat, mau ditunggu sampai kapan juga tidak akan pernah datang sendiri. Kitalah yang harus mengumpulkan sendiri niat itu. Apa sih gunanya niat? Ya untuk jalan hidup kita tentunya. Saya juga kemudian berpikir bahwa paham 'gimana ntar' tidak akan membawa saya kemana-mana, apalagi selangkah lebih dekat mendekati impian saya.

Jadi sayapun mulai berkutat merubah pola pikir yang sudah lama mengendap di alam bawah sadar, yaitu bangaimana caranya merubah 'gimana ntar' menjadi 'ntar gimana'.
Ada tugas presentasi.. Ntar gimana ya? Kalau ada yang nanya pertanyaan tentang ini bagaimana ya? Kalau powerpointnya seperti ini kira-kira bagaimana ya? Sudah sesuai belum? 
Ada kuis minggu depan.. Ntar gimana ya kuisnya? Apa saja sih yang perlu dipersiapkan dan materi apa saja yang perlu saya perdalam ya?

Sedikit demi sedikit saya mulai mencoba perubah sifat saya yang serba cuek (menurut saya sendiri saya adalah orang yang amat sangat nyantai) dan mulai take more responsibility of my own life. Saya mulai mencoba untuk tidak lagi mengeluhkan tugas demi tugas, dan mulai mengalihkan pemikiran saya kepada bagaimana ya cara menyelesaikan semua ini dengan baik? Saya sadari, dengan berubahnya pola pikir saya yang sedikit demi sedikit itu, saya merasa saya berubah menjadi orang yang lebih perfeksionis daripada sebelumnya. Saya masih belum tahu itu hal yang baik atau buruk, tapi apa yang saya tahu adalah, too much is never good. So, saya ingin yang seimbang-seimbang saja dalam hidup saya. 

Hal lain yang saya pikirkan adalah dengan berpandangan lebih kedepan dan memikirkan 'ntar gimana' untuk masa depan saya. Juga untuk hidup saya secara keseluruhan. Saya tahu bahwa kita hidup untuk hari ini. Tapi saya benar-benar merasa pemikiran saya dahulu yang lebih mengarah ke 'gimana ntar' tidak menuntun saya kemana-mana, saya seperti jalan di tempat setiap harinya, dan jujur itu menakutkan untuk saya. 

Dan satu hal lagi yang berubah karena 'ntar gimana'.. saya merasa lebih berani untuk memimpikan impian saya, karena saya tahu, saya sudah selangkah lebih dekat. Istirahat yang saya dapat terasa lebih berharga, karena saya mendapatkannya setelah mengerjakan sesuatu.